Venezuela Tuduh Trinidad dan Tobago Terlibat Penyitaan Kapal Minyak oleh AS

Ketegangan geopolitik di Karibia kembali memanas. Pemerintah Venezuela menuduh Trinidad dan Tobago bersekongkol dengan Amerika Serikat dalam penyitaan kapal tanker minyak Venezuela—sebuah langkah yang Caracas sebut sebagai “pembajakan terang-terangan” atas kedaulatan negaranya.

Muhamad Rizki Sunarya

12/16/20251 min read

a man in a white shirt and a woman in a blue shirt
a man in a white shirt and a woman in a blue shirt

Sumber foto:TheGuardian

Pemerintahan Presiden Nicolás Maduro menuding Trinidad dan Tobago ikut terlibat dalam penyitaan kapal tanker minyak Venezuela oleh Amerika Serikat di perairan dekat pantai Venezuela, pekan lalu. Tuduhan ini muncul di tengah berlanjutnya kampanye tekanan Washington terhadap rezim Maduro yang telah berlangsung selama empat bulan terakhir dan kini berdampak luas di kawasan.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Senin, rezim Maduro menuding pemerintah Trinidad dan Tobago berpartisipasi dalam “pencurian minyak Venezuela yang dilakukan oleh administrasi Amerika Serikat pada 10 Desember, melalui penyerangan terhadap kapal yang mengangkut produk strategis Venezuela”.

Militer AS diketahui mencegat kapal tanker Skipper di dekat pesisir Venezuela. Kapal tersebut diduga mengangkut hampir dua juta barel minyak mentah berat Venezuela. Pemerintah Maduro mengecam keras tindakan itu, menyebutnya sebagai “pembajakan, pelanggaran serius terhadap hukum internasional, serta penghinaan terang-terangan terhadap prinsip kebebasan navigasi dan perdagangan global.”

Di hari yang sama, pemerintah Trinidad dan Tobago mengumumkan akan memberikan akses kepada militer Amerika Serikat untuk menggunakan sejumlah bandara dalam beberapa pekan ke depan, menyusul pemasangan sistem radar baru. Pemerintah negara Karibia tersebut menegaskan radar itu ditujukan untuk memerangi kejahatan domestik dan bukan sebagai landasan serangan terhadap negara lain.

Namun, Caracas menilai klaim tersebut tidak meyakinkan. Dalam pernyataan yang diunggah melalui Telegram atas nama Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodríguez, pemerintah Maduro menuduh Perdana Menteri Trinidad dan Tobago, Kamla Persad-Bissessar, telah mengubah negaranya menjadi “kapal induk Kekaisaran Amerika melawan Venezuela”—sebuah tindakan yang disebut sebagai bentuk “kepatuhan vasal” terhadap Washington.

Tuduhan ini memperdalam jurang ketegangan diplomatik di Karibia dan memperlihatkan bagaimana konflik energi, sanksi, serta rivalitas geopolitik global kini semakin mendekat ke wilayah yang selama ini relatif stabil.

Berita Terkait