Trump Siapkan Perombakan Radikal Militer AS

Amerika Serikat bersiap mengguncang tatanan militernya sendiri. Di bawah pemerintahan Donald Trump, Pentagon dikabarkan akan memangkas markas regional, mengurangi jenderal bintang empat, dan mengalihkan fokus strategis global—sebuah langkah yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan dunia.

Muhamad Rizki Sunarya

12/17/20252 min read

a group of soldiers are standing in formation of a line of soldiers
a group of soldiers are standing in formation of a line of soldiers

Sumber foto:BBC

Markas Dipangkas, Jenderal Dikurangi, Arah Strategis Dunia Berubah

Washington — Pemerintahan Presiden Donald Trump tengah menyiapkan salah satu perombakan paling radikal dalam struktur militer Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir. Rencana ini mencakup pengurangan markas regional, pemangkasan jumlah jenderal dan laksamana bintang empat, serta pergeseran fokus geopolitik yang berpotensi mengubah peta keamanan global.

Mengutip sumber yang mengetahui pembahasan internal, The Washington Post melaporkan bahwa para pejabat senior Pentagon sedang menyusun proposal restrukturisasi besar-besaran yang akan diserahkan kepada Menteri Pertahanan Peter Hegseth oleh Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine.

Tim Hegseth menolak berkomentar terkait laporan tersebut, dengan menyebutnya sebagai “diskusi internal yang masih bersifat spekulatif dan belum final.” Hingga kini, rencana tersebut belum dikonfirmasi secara independen, dan Pentagon belum memberikan pernyataan resmi.

Mengapa Ini Penting

Jika diterapkan, langkah ini akan menjadi guncangan terbesar bagi struktur komando militer AS sejak akhir Perang Dingin. Lebih dari sekadar efisiensi birokrasi, restrukturisasi ini mencerminkan perubahan strategi besar pemerintahan Trump: mengurangi fokus pada Eropa dan Timur Tengah, serta mengalihkan perhatian ke Belahan Barat—khususnya Amerika Latin dan Karibia.

Arah ini sejalan dengan National Security Strategy terbaru yang dirilis awal bulan ini.

Apa yang Perlu Diketahui

Menurut laporan tersebut, jumlah combatant commands—markas operasional tertinggi militer AS—akan dikurangi dari 11 menjadi 8. Komando Pusat (CENTCOM), Komando Eropa (EUCOM), dan Komando Afrika (AFRICOM) akan digabung di bawah satu payung baru bernama U.S. International Command.

Sementara itu, Komando Utara (NORTHCOM) dan Komando Selatan (SOUTHCOM), yang selama ini mengawasi Amerika Latin dan Karibia, akan dilebur menjadi markas baru bernama U.S. Americas Command (Americom).

Wacana pembentukan Komando Arktik terpisah sempat dipertimbangkan, namun dilaporkan telah dibatalkan.

Komando yang tetap berdiri sendiri mencakup Indo-Pacific Command, Cyber Command, Space Command, Strategic Command, Transportation Command, dan Special Operations Command.

Restrukturisasi ini juga akan mengurangi jumlah perwira bintang empat yang melapor langsung kepada Menteri Pertahanan, dengan tujuan mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan kemampuan adaptasi militer. Seorang pejabat pertahanan menyebut adanya “pelapukan” dalam sistem komando dan kendali saat ini.

Dampak Geopolitik

Para pengamat memperingatkan bahwa strategi baru ini dapat menimbulkan efek jangka panjang. Laksamana Madya (Purn) Robert Murrett, profesor di Maxwell School, Syracuse University, menilai pendekatan Trump yang lebih kritis terhadap sekutu Eropa—diiringi sikap lebih lunak terhadap Rusia dan minimnya tekanan terhadap China—berisiko melemahkan pengaruh AS di Asia Pasifik.

“Bahasa yang terlalu lunak terhadap China dan kurangnya perhatian pada sekutu regional dapat mengurangi kemampuan Amerika Serikat menyeimbangkan risiko strategis global,” kata Murrett.

Mantan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel juga meragukan kebijakan ini. “Anda membutuhkan komando yang mampu mencegah masalah sebelum membesar. Terlalu banyak penggabungan justru bisa menghilangkan kemampuan itu,” ujarnya.

Langkah Selanjutnya

Kongres AS belum menerima rincian lengkap proposal tersebut. Para legislator kini mewajibkan Pentagon menyerahkan kajian menyeluruh terkait biaya, risiko, serta dampaknya terhadap aliansi internasional.

Berdasarkan undang-undang kebijakan pertahanan tahunan, pendanaan untuk implementasi rencana ini akan ditahan setidaknya 60 hari setelah Kongres menerima cetak biru resmi.

Setiap perubahan final harus mendapat persetujuan Menteri Pertahanan Peter Hegseth dan Presiden Donald Trump, serta akan dimasukkan ke dalam Unified Command Plan Pentagon—dokumen kunci yang menentukan wajah militer Amerika Serikat di panggung dunia.

Berita Terkait