Trafford di Bawah Bayang-Bayang Donnarumma: Antara Kesabaran, Piala, dan Masa Depan di City
James Trafford dan Gianluigi Donnarumma berada di dua kutub berbeda pada pekan yang sama. Selasa sore, Trafford bersiap tampil sebagai starter Manchester City di perempat final Carabao Cup melawan Brentford, setelah Pep Guardiola memastikan ia akan bermain.


Sumber foto:Detiksport
Di waktu bersamaan, Donnarumma sedang menikmati status barunya sebagai Kiper Terbaik FIFA 2025, tiga bulan setelah menyabet penghargaan serupa di Ballon d’Or.
Kontras itu merangkum realitas yang sedang dihadapi Trafford: bersaing langsung dengan salah satu kiper terbaik dunia.
Trafford memulai musim sebagai kiper utama City usai kembali ke Etihad pada musim panas. Namun sejak kedatangan Donnarumma dari Paris Saint-Germain, statusnya berubah drastis. Sang kiper Inggris kini lebih sering menghuni bangku cadangan, kalah bersaing dengan sosok raksasa Italia yang sedang berada di puncak karier.
Meski demikian, Trafford sempat memberi pengingat akan kualitasnya. Rabu malam, ia tampil solid dan mencatatkan clean sheet saat City menaklukkan Brentford 2-0, hasil yang membawa The Citizens ke semifinal Carabao Cup untuk menghadapi Newcastle.
Sayangnya, momen itu belum cukup menggeser hierarki. Akhir pekan ini, saat City bertamu ke markas West Ham di Premier League, Trafford dipastikan kembali ke bangku cadangan.
“Dia adalah seorang penjaga gawang, James tidak bisa bermain sebagai bek kiri,” ujar Guardiola dengan nada khasnya.
“Saat ini kami punya Gigio yang bermain di posisi itu dan dia adalah kiper top, tidak ada keraguan. Saya senang James bisa bermain di beberapa laga. Saya selalu ingin memberi kesempatan.”
Mimpi yang Terancam Mandek
Trafford meninggalkan Burnley pada Juli lalu dan menandatangani kontrak lima tahun dengan City, klub yang membesarkannya sejak akademi meski tanpa debut senior di periode pertama.
Cedera dan sakit yang dialami Ederson—yang kemudian hijrah ke Fenerbahce—membuat Trafford tampil di tiga laga awal musim. Saat itu, kepercayaan diri tentu tinggi: jalur menuju posisi utama tampak terbuka.
Namun segalanya berubah di hari terakhir bursa transfer. City melihat peluang emas merekrut Donnarumma dari PSG dengan harga relatif murah, £26 juta, dan Guardiola tak ragu mengambilnya. Bagi Trafford, mimpi itu mendadak terasa seperti mimpi buruk.
Hingga kini, penampilannya melawan Brentford baru menjadi laga ketujuhnya musim ini. Minimnya menit bermain bukan hanya berdampak di level klub, tetapi juga mengancam ambisinya di timnas Inggris. Dengan Piala Dunia tahun depan di depan mata, Trafford nyaris tak punya ruang untuk mencuri perhatian pelatih Inggris, Thomas Tuchel.
Padahal, kepindahan ke City awalnya diproyeksikan sebagai langkah untuk menantang dominasi Jordan Pickford. Kini, target itu terasa jauh. Pickford justru mencatat sembilan clean sheet beruntun bersama Inggris, sementara Trafford belum sekalipun menjalani debut bersama Three Lions.
“Dia Harus Bertahan”
Mantan kiper City, Nicky Weaver, menilai situasi Trafford sangat sulit.
“Saya kasihan pada Trafford. Semua orang antusias saat Donnarumma datang, tapi tentu tidak dengan Trafford,” kata Weaver.
“Ketika ada kesempatan merekrut kiper sekelas Donnarumma, di usia emas dan dengan harga seperti itu, klub pasti mengambilnya. Begitulah hidup penjaga gawang.”
Weaver menegaskan Trafford harus bersabar, meski jalurnya menuju tim utama nyaris tertutup.
“Dia bisa belajar banyak dari Donnarumma, tapi tentu belajar sambil bermain tiap pekan akan jauh lebih baik.”
Bertahan atau Pergi?
Guardiola menyebut Trafford sebagai pemain “luar biasa”, namun menegaskan Donnarumma adalah pilihan utama. City dikabarkan tidak berniat melepas Trafford di tengah musim, meski sang pemain disebut terbuka untuk kemungkinan hengkang demi menit bermain.
Ketika ditanya soal masa depan Trafford pada bursa transfer Januari, Guardiola menjawab “absolutely” soal bertahan, namun menambahkan, “kita lihat saja nanti”, menyerahkan urusan itu kepada direktur olahraga Hugo Viana.
Untuk saat ini, Carabao Cup menjadi satu-satunya panggung reguler bagi Trafford. City sudah melangkah ke semifinal, dan peluang meraih medali juara tetap terbuka.
Di tengah bayang-bayang Donnarumma, setiap menit bermain menjadi emas bagi Trafford. Bagi seorang kiper muda dengan mimpi Piala Dunia, kesempatan sekecil apa pun adalah sesuatu yang harus digenggam dengan dua tangan.
