Saudi Arabia Kian Longgar: Dua Toko Alkohol Baru Siap Dibuka, Termasuk untuk Staf Asing Aramco

“Arab Saudi baru saja mengambil langkah yang dulu dianggap mustahil—dan dunia langsung heboh.” Negara paling konservatif di dunia Islam kini diam-diam menyiapkan dua toko alkohol baru. Ya, Anda tidak salah baca.

Muhamad Rizki Sunarya

11/25/20251 min read

Sumber foto:Pixabay.com

Langkah liberalisasi Arab Saudi kembali mencuri perhatian. Kerajaan yang selama puluhan tahun menutup rapat akses terhadap minuman beralkohol kini bersiap membuka dua toko alkohol baru, termasuk satu yang secara khusus melayani staf asing non-Muslim di kompleks Aramco di Dhahran, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Outlet lainnya direncanakan hadir di Jeddah, melayani komunitas diplomatik di kota pelabuhan itu. Jika terealisasi, keduanya menjadi babak terbaru dari upaya transformasi besar-besaran yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membuka kerajaan kepada dunia.

Langkah ini menyusul pembukaan toko alkohol pertama di Riyadh tahun lalu—sebuah fasilitas tertutup yang dijuluki sebagian diplomat sebagai “booze bunker”, menandai berakhirnya tradisi larangan yang telah berlangsung 73 tahun.

Toko Khusus di Dalam Kompleks Aramco

Salah satu sumber menyebut toko baru di Dhahran akan dibangun di dalam area milik Aramco, dan hanya bisa diakses non-Muslim yang bekerja di perusahaan energi raksasa itu. Sementara di Jeddah, sumber lain mengatakan toko khusus diplomat juga sedang digodok.

Keduanya diperkirakan siap beroperasi pada 2026, meski pemerintah belum merilis jadwal resmi. Aramco sendiri memilih tidak berkomentar.

Riyadh sebelumnya telah memperluas akses tokonya untuk mencakup pemegang Saudi Premium Residency—kategori ekspatriat bernilai tinggi seperti investor dan profesional berbakat.

Dulu Cuma Lewat Diplomatic Mail – Kini Toko Resmi Muncul

Sebelum toko Riyadh dibuka, alkohol hanya ‘beredar’ lewat jalur-jalur terbatas: kiriman diplomatik, pasar gelap, atau racikan rumahan. Kini, perubahan itu semakin cepat—walau hanya berlaku untuk non-Muslim.

Di kawasan Teluk, Arab Saudi masih menjadi negara paling konservatif setelah Kuwait soal urusan alkohol.

Transformasi Sosial yang Melesat, Tapi Soal Alkohol Tetap Hati-hati

Di bawah visi reformis Putra Mahkota, kerajaan telah melonggarkan banyak aturan ketat:
• perempuan boleh menyetir,
• bioskop dibuka,
• acara musik dan rave padang pasir menjadi hal biasa,
• kekuasaan polisi agama dipangkas.

Namun soal alkohol, pemerintah memilih langkah bertahap dan penuh perhitungan. Laporan media sebelumnya yang menyebut alkohol akan tersedia di kawasan wisata menjelang Piala Dunia 2034 segera dibantah pemerintah, memicu perdebatan sengit di dunia maya.

Menteri Pariwisata Ahmed Al-Khateeb menegaskan bulan ini bahwa “belum ada perubahan” pada kebijakan alkohol—meski menambahkan satu kata yang membuat publik bertanya-tanya: “yet.”

Berita Terkait