Rencana Damai “Versi Baru” yang Mungkin Akan Diterima Ukraina — Suatu Hari Nanti

Dalam 24 jam, rencana damai yang nyaris pro-Rusia tiba-tiba berubah total — dan bisa jadi inilah pertama kalinya Ukraina melihat secercah harapan.

Muhamad Rizki Sunarya

11/25/20252 min read

Reuters
Reuters

Sumber foto: reuters

Donald Trump sangat menginginkan kesepakatan damai di Ukraina.
Kyiv lebih menginginkan perdamaian, tapi bukan perdamaian yang dibayar dengan harga menyerah.

Karena itu, ketika Washington mendorong Ukraina menyetujui kesepakatan “sebelum Thanksgiving” yang nyaris terdengar seperti daftar keinginan Moskow, Kyiv langsung menekan rem. Delegasi top mereka diterbangkan ke Jenewa, dan sepanjang Minggu, iring-iringan limusin hitam dengan kaca gelap bolak-balik membawa para negosiator AS, Ukraina, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Sekali saja Andriy Yermak terlihat keluar dari mobil — wajahnya tampak sekeras baja.
Tak heran: draf awal yang dia terima begitu condong pada tuntutan Rusia hingga Menlu AS Marco Rubio harus menepis tudingan bahwa dokumen itu “ditulis Kremlin”.

Namun Trump bersikeras: Ukraina harus bergerak cepat atau menghadapi “konsekuensi” yang tak dijelaskan. Kyiv pun tak punya pilihan selain duduk di meja.

Perubahan Cepat yang Tak Terduga

Minggu malam, Rubio menyebut adanya “kemajuan luar biasa” dengan hanya “beberapa hal kecil” yang masih belum selesai. Ia menolak merinci — katanya terlalu “sensitif”.

Tapi pernyataan bersama Ukraina-AS mengonfirmasi satu hal penting: ada dokumen baru di atas meja.
Sebuah “kerangka kerja yang diperbarui”, sangat berbeda dari draf awal.

Financial Times mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Sergiy Kyslytsya yang menyebut dokumen baru itu berisi 19 poin — dan “hampir tak ada” dari rancangan awal yang tersisa.

Bocoran versi Eropa, yang dipublikasikan Reuters, menunjukkan arah yang jauh lebih dapat diterima Kyiv:

  • Hak veto otomatis atas keanggotaan Ukraina di NATO — dihapus.

  • Batasan jumlah tentara Ukraina — dibuang.

  • Tidak ada pasukan Barat yang ditempatkan selamanya di Ukraina, tapi tidak dilarang sepenuhnya.

  • Tidak ada penyerahan wilayah Donbas secara cuma-cuma.

  • Pemulihan wilayah ditempuh secara diplomatik — sejalan dengan posisi Zelensky.

  • Amnesti total pelaku kejahatan perang — dihapus.

  • Dan yang paling penting: jaminan keamanan model Article 5 — perlindungan otomatis jika Rusia menyerang lagi.

Inilah titik negosiasi yang bagi Ukraina tidak bisa ditawar.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut proposal baru ini “dimodifikasi secara signifikan — dan ke arah yang positif”.

Dari Pro-Rusia ke Pro-Kyiv dalam Satu Hari — Bagaimana Bisa?

Sulit dipastikan. Apalagi dengan kehadiran Steve Witkoff, utusan Trump yang sebelumnya kembali dari Rusia dengan membawa narasi Putin nyaris bulat-bulat.

Namun rencana baru ini tampak lebih realistis — sebuah paket yang mungkin Ukraina terima… suatu hari nanti.

Trump pun berubah nada: dari mengeluh bahwa Kyiv memberi “zero gratitude” menjadi mengatakan bahwa “sesuatu yang baik” mungkin akan datang.

Tapi Seberapa Baik?

Belum ada tanda Rusia bersedia menghentikan perang kecuali dipaksa.
Tatiana Stanovaya dari Carnegie Russia Eurasia Center menilai Putin sedang berada dalam posisi percaya diri:

  • krisis politik dan skandal korupsi di Kyiv,

  • kesulitan mobilisasi,

  • serta kemajuan militer Rusia di garis depan,

semuanya mendorong Moskow merasa berada di atas angin.

Bagi Ukraina, tekanan untuk menemukan jalan damai semakin besar — roket terus menghujani kota-kota mereka.

Namun setelah dua hari negosiasi yang intens, kesimpulannya pahit:
kita kembali ke titik awal.

“Rusia berkata: ‘Inilah syarat kami. Kalian terima atau tidak?’” ujar Stanovaya. “Jika terima, perang berhenti. Jika tidak… kami menunggu sampai kalian siap.”

Berita Terkait