RAYAN CHERKI IS MAGIC! Man City Tundukkan Brentford 2-0, Rekrutan Baru Langsung Bersinar
Etihad punya pesulap baru.


Sumber Foto: BBC
Lewis Miley hanya mengangguk saat Eddie Howe menyampaikan keputusan tak biasa itu. Pagi hari jelang perempat final Carabao Cup kontra Fulham, gelandang 19 tahun tersebut diberi tahu: ia akan menjadi bek kanan untuk pertama kalinya.
Krisis cedera memaksa Howe berimprovisasi. Kieran Trippier, Lewis Hall, Dan Burn, Emil Krafth, hingga Tino Livramento semuanya tumbang. Miley? Hanya punya satu sesi latihan untuk “belajar jadi bek kanan”. Namun yang terjadi di St James’ Park melampaui ekspektasi.
Miley bukan cuma tampil disiplin di posisi asing. Ia juga menjadi penentu kemenangan, menyundul bola di menit ke-92 untuk memastikan Newcastle menang dramatis dan melaju ke semifinal menghadapi Manchester City.
“Saya enggan menambah tekanan di pundaknya, tapi dia bisa jadi yang terbaik di posisinya—posisi apa pun,” kata Howe.
“Dia luar biasa di bek kanan. Perkembangannya di lini tengah juga signifikan—percaya diri, berwibawa, merasa memiliki. Dia punya segalanya.”
Gol Penyelamat di Saat Genting
Laga tampak menuju adu penalti setelah gol penyama Sasa Lukic membatalkan keunggulan awal Newcastle. Namun pada masa tambahan waktu, Miley melompat paling tinggi di tiang dekat, menyambut sepak pojok Sandro Tonali. St James’ Park pun bergemuruh.
“Saya sangat senang. Ini perasaan yang tidak nyata,” ujar Miley kepada Sky Sports.
“Saya tumbuh di sini. Tidak ada yang lebih baik dari ini. Semoga kami melaju ke final.”
Wissa Memberi Isyarat Kebangkitan
Kemenangan ini terasa kontras dengan atmosfer muram beberapa hari sebelumnya, usai kekalahan derby yang menyakitkan dari Sunderland. Howe mengakui tempat latihan sempat sunyi—bekas luka itu masih terasa.
Namun tersingkir sebagai juara bertahan di kandang sendiri jelas bukan opsi.
Howe melakukan enam perubahan. Salah satunya memberi debut starter pada Yoane Wissa, rekrutan £55 juta dari Brentford yang baru pulih dari cedera lutut. Dampaknya langsung terasa. Baru 10 menit berjalan, Wissa membuka skor setelah memanfaatkan bola muntah di kotak penalti.
Itu sekilas naluri predator yang dibawa Wissa ke Tyneside.
Meski belum 100% bugar, penyerang DR Kongo itu aktif, vokal, dan tak segan menuntut rekan setimnya. Ia bahkan mendapat sorakan besar usai tekel keras pada Emile Smith Rowe. Saat ditarik keluar, standing ovation menyertainya.
“Memakai seragam Newcastle itu berbeda. Saya sangat bahagia,” kata Wissa.
“Menjuarai piala itu spesial. Mereka melakukannya tahun lalu saat saya belum di sini. Sekarang saya ingin melakukannya.”
Dukungan yang Tak Pernah Padam
Musim Newcastle memang tersendat—peringkat ke-12 liga, hanya dua kemenangan tandang di semua ajang, serta sejumlah kekalahan menyakitkan. Statistik di derby terakhir bahkan mencerminkan performa yang sangat buruk.
Namun di St James’, dukungan tak surut. Spanduk besar Eddie Howe berkibar, chant “Eddie Howe’s black and white army” menggema sepanjang laga.
Howe merasakannya.
“Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada mereka,” ujarnya.
Di malam ketika segalanya dipertaruhkan, Newcastle menemukan kembali jiwanya. Dan Lewis Miley—bek dadakan berusia 19 tahun—menjadi simbol kebangkitan itu.
