PSG Klaim Raih Sextuple, Jadi Klub Keempat dalam Sejarah Sepak Bola Dunia
Paris Saint-Germain menyatakan telah menorehkan sejarah baru dengan meraih enam gelar utama dalam satu musim, menyusul jejak tiga klub elite dunia.


Sumber foto:Bola
Paris Saint-Germain (PSG) pada Jumat mengumumkan bahwa klub tersebut menjadi klub keempat dalam sejarah sepak bola yang mengklaim menjuarai sextuple, atau enam trofi utama dalam satu musim kompetisi, menurut pernyataan resmi klub yang dipublikasikan melalui kanal media sosial dan dikutip oleh jurnalis transfer Fabrizio Romano.
Dalam pernyataan tersebut, PSG menyebut enam gelar yang diklaim mencakup kompetisi domestik dan internasional pada musim yang sama, menjadikan mereka sejajar dengan Flamengo (Brasil), Barcelona (Spanyol), dan Bayern Munich (Jerman)—tiga klub yang sebelumnya tercatat meraih pencapaian serupa.
“Ini adalah musim bersejarah bagi Paris Saint-Germain. Klub mencapai level tertinggi kompetisi dengan konsistensi di semua ajang,” kata seorang pejabat PSG dalam pernyataan tertulis klub, tanpa merinci rincian masing-masing trofi.
PSG menambahkan bahwa pencapaian tersebut menegaskan posisi klub sebagai kekuatan utama sepak bola Eropa dan global, seiring strategi investasi jangka panjang yang dijalankan sejak klub berada di bawah kepemilikan Qatar Sports Investments (QSI).
Secara historis, sextuple merupakan pencapaian langka karena mengharuskan klub menjuarai liga domestik, piala domestik utama, piala liga, Liga Champions, Piala Super kontinental, serta Piala Dunia Antarklub dalam satu siklus musim. Hingga kini, hanya segelintir klub yang mampu memenuhi seluruh kriteria tersebut dalam kalender kompetisi resmi FIFA dan konfederasi regional.
PSG, yang berbasis di ibu kota Prancis, telah menjadi simbol ambisi sepak bola modern Eropa dalam satu dekade terakhir, didukung oleh arus investasi besar dari Timur Tengah—sebuah tren yang juga memicu diskusi lebih luas di tingkat global mengenai keseimbangan finansial, regulasi UEFA, dan keberlanjutan ekonomi sepak bola internasional.
UEFA dan FIFA belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait klaim tersebut pada saat laporan ini disusun.
