5 Tanda Kamu Harus Segera Resign (Sebelum Terlambat!)
ARTIKELBAHASA INDONESIA


1. Pernah merasa kerja tiap hari tapi kayak nggak hidup?
Kalau kamu sering bangun pagi dengan perasaan berat, galau terus tiap Minggu malam, atau mulai kehilangan arah dalam kariermu, bisa jadi itu bukan cuma burnout biasa. Bisa jadi, itu tanda bahwa kamu perlu mengambil langkah besar: resign.
Tapi resign bukan keputusan kecil. Karena itu, kenali dulu 5 tanda serius yang bisa jadi alarm kalau kamu sudah waktunya pergi — sebelum terlambat!
2. 🚫 Kamu Nggak Berkembang Sama Sekali
Sudah 2 tahun di sini, tapi skill-ku gini-gini aja. Kalau kamu merasa tidak ada peningkatan keterampilan, tidak dapat tantangan baru, atau tidak belajar hal baru dari pekerjaanmu, berarti kamu sedang stuck.
Pekerjaan yang baik seharusnya membuat kamu tumbuh. Kalau kamu merasa jalan di tempat, hati-hati, itu bisa menggerus kepercayaan diri dan membatasi peluang masa depan.
Ciri-ciri lainnya:
Tidak ada pelatihan atau mentoring.
Promosi cuma jadi angan-angan.
Pekerjaanmu itu-itu saja setiap hari.
3. 😫 Stres Terus Menerus, Bahkan di Luar Jam Kerja
Weekend pun rasanya masih kerja, cuma nggak dibayar.Stres kerja itu normal, tapi kalau kamu selalu merasa lelah, cemas, dan overthinking bahkan saat tidak sedang bekerja, itu nggak sehat.
Pekerjaan yang baik harus bisa support keseimbangan hidupmu, bukan malah menguras habis energi fisik dan mentalmu setiap hari.
Tanda-tanda red flag:
Sulit tidur karena mikirin kerjaan.
Sakit kepala, gangguan pencernaan, atau kelelahan berlebih.
Merasa cemas tiap kali membuka email atau masuk kantor.
4. ☠️ Lingkungan Kerja yang Toxic
Aku nggak bisa percaya siapa pun di tim ini. Budaya kerja yang penuh drama, gosip, saling menjatuhkan, atau atasan yang abusive bisa sangat merusak. Lingkungan toxic bukan cuma bikin kamu nggak nyaman, tapi juga bisa berdampak jangka panjang ke kesehatan mental.
Waspadai jika:
Komunikasi tidak sehat (sering dimarahi, dibentak, atau diabaikan).
Tidak ada kepercayaan antar tim.
Banyak intrik politik kantor dan saling sikut.
5. 🙅♂️ Usahamu Tidak Dihargai
Kerja udah mati-matian, tapi kayak nggak dianggap. Kalau setiap kontribusimu dianggap biasa saja, atau malah orang lain yang dapat pujian atas kerja kerasmu, itu bisa mematikan semangat kerja. Semua orang ingin dihargai — secara lisan, kompensasi, atau kesempatan karier.
Ciri-ciri:
Tidak ada feedback yang membangun.
Bonus atau kenaikan gaji tidak sepadan.
Ide-ide kamu sering diabaikan atau tidak dianggap penting.
5. 🔥 Kehilangan Motivasi Total
Aku nggak tahu lagi kenapa aku masih di sini. Kalau kamu merasa tidak punya alasan lagi untuk bertahan — tidak lagi bersemangat menyelesaikan tugas, tidak peduli hasil kerja, dan tidak punya harapan — itu tanda bahwa api di dalam dirimu sudah padam.
Motivasi yang hilang berkepanjangan bisa membuat kamu hanya “hidup untuk kerja”, bukan bekerja untuk hidup. Hati-hati, ini jalan cepat menuju burnout berat.
🚀 Jadi, Haruskah Resign?
Kalau kamu merasa 3 dari 5 tanda di atas cocok banget dengan kondisimu sekarang, mungkin sudah waktunya kamu serius mempertimbangkan resign.
Tapi resign juga harus strategis.
💼 Tips Mempersiapkan Resign Secara Profesional
Evaluasi dan pastikan alasanmu kuat.
Jangan resign hanya karena emosi sesaat. Pastikan kamu sudah mencoba komunikasi atau mencari solusi internal.Bangun rencana keuangan minimal 3–6 bulan.
Punya dana darurat akan bantu kamu tetap tenang setelah resign.Cari pekerjaan baru sebelum resign, kalau bisa.
Jangan keluar tanpa punya pegangan, kecuali benar-benar terpaksa.Tinggalkan kesan baik.
Ajukan surat resign dengan sopan, bantu transisi, dan tetap profesional sampai hari terakhir.Gunakan waktu setelah resign untuk refleksi dan reset.
Ambil waktu untuk menata ulang hidup dan arah kariermu.
Kesimpulan:
Resign bukan berarti kamu gagal. Justru, itu bisa jadi langkah pertama menuju karier yang lebih sehat dan bermakna. Ingat, kamu berhak berada di tempat yang membuatmu berkembang, dihargai, dan merasa hidup.
Berani ambil langkah? Masa depanmu menunggu. 💼💪
Sumber Referensi:
funij.com – Platform dokumen profesional dan template kerja
Harvard Business Review. (2022). Why People Really Quit Their Jobs.
Forbes. (2021). The Top Signs It’s Time To Leave Your Job.
Psychology Today. (2023). Workplace Burnout: Recognizing the Signs Before It’s Too Late.
McKinsey & Company. (2022). Great Attrition or Great Attraction? The Choice Is Yours.
Kompas Karier. (2023). Survey: 68% Karyawan Resign Karena Tidak Merasa Dihargai.
Call to Action (CTA):
Sudah merasakan tiga dari lima tanda burnout? Jangan tunggu sampai Anda benar-benar merasakan dampak totalnya! Ambil langkah sekarang untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda. Burnout bukan hanya sekadar lelah, tetapi juga bisa berdampak serius pada produktivitas dan kualitas hidup Anda.
Kenali Tanda-Tanda Burnout: Tanda-tanda awal bisa berupa rasa capek yang berlebihan, kehilangan motivasi, atau perasaan terasing dari rekan kerja. Jika Anda sudah merasakannya, penting untuk mengakui bahwa itu adalah tanda bahwa sesuatu tidak beres.
Ambil Waktu untuk Diri Sendiri: Dalam rutinitas yang padat, sering kali kita lupa untuk memberi diri kita waktu istirahat. Luangkan waktu untuk beristirahat, entah itu dengan berjalan-jalan, meditasi, atau sekadar menikmati hobi yang Anda sukai. Dengan memberi diri Anda kesempatan untuk memulihkan diri, Anda akan lebih siap menghadapi tantangan.
Bicaralah dengan Orang Lain: Jangan ragu untuk berbicara dengan teman atau kolega tentang apa yang Anda rasakan. Kadang-kadang, hanya dengan berbagi perasaan kita bisa merasa lebih ringan, dan bisa juga mendapatkan perspektif baru tentang situasi yang dihadapi.
Atur Ulang Prioritas: Cobalah untuk mengevaluasi tugas dan tanggung jawab yang Anda miliki. Apakah ada hal yang bisa ditunda atau delegasikan? Dengan mengatur ulang prioritas, Anda bisa mengurangi beban yang dirasakan setiap hari.
Pertimbangkan Bantuan Profesional: Jika Anda merasa tanda-tanda burnout semakin mengganggu, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Terapis atau konselor bisa memberikan dukungan dan strategi untuk mengatasi perasaan Anda.
Jangan tunggu sampai semuanya menjadi terlalu berat untuk ditangani. Segera ambil langkah proaktif untuk menghadapi tanda-tanda burnout yang Anda rasakan. Ingat, kesehatan mental Anda adalah prioritas utama. Dengan melakukan langkah-langkah sederhana ini, Anda bisa mencegah burnout total dan kembali merasakan semangat serta kebahagiaan dalam hidup dan pekerjaan Anda.